Dalam kehidupan yang dipenuhi dengan tekanan dan tantangan, stres menjadi hal yang tak terelakkan bagi banyak orang. Fenomena ini tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tetapi juga berdampak pada kondisi fisik, termasuk kondisi kulit.
Di tengah pandemi COVID-19, banyak orang menyadari bahwa tekanan psikologis yang mereka alami memunculkan gejala unik pada kulit mereka. Kulit yang meradang dan ruam menjadi salah satu manifestasi fisik dari stres yang parah.
Fenomena ini mengundang pertanyaan tentang hubungan antara stres dan kondisi kulit, serta bagaimana cara mengatasi dan mencegahnya.
Pengaruh Stres Terhadap Kulit
Stres adalah respons tubuh terhadap tekanan atau ancaman. Dalam kondisi stres, tubuh melepaskan hormon seperti kortisol yang memicu berbagai respons fisik.
Salah satunya adalah efek pada kulit, seperti peningkatan peradangan yang dapat memperburuk kondisi kulit seperti psoriasis atau eksim.
Beberapa orang mungkin menemukan diri mereka lebih sering menggaruk, yang dapat menyebabkan munculnya ruam. Ruam ini bisa muncul di berbagai bagian tubuh, mulai dari leher hingga sekitar pusar, dan warnanya bervariasi tergantung pada warna kulit individu.
Apa Itu Ruam Stres?
Ruam akibat stres, atau yang dikenal dengan istilah medis sebagai dermatitis, adalah kondisi inflamasi kulit yang dipicu oleh stres.
Menurut Debra Jaliman, MD, seorang dokter kulit berbasis di New York, ruam ini bisa berupa gatal-gatal atau memperburuk kondisi kulit yang sudah ada.
Bentuk umum dari ruam ini adalah biduran atau urtikaria, yang bisa muncul di mana saja pada tubuh dengan ukuran yang bervariasi.
Bagaimana Stres Memengaruhi Tubuh dan Kulit
Penelitian telah menunjukkan bahwa stres dapat mempengaruhi sistem endokrin, kekebalan, dan saraf tubuh, yang semuanya berkontribusi pada reaksi kulit.
Ketika seseorang mengalami stres, jalur hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) aktif, memicu pelepasan kortisol dan hormon stres lainnya. Ini, pada gilirannya, dapat meningkatkan produksi histamin oleh sel mast, yang menyebabkan gatal dan iritasi kulit.
Mengapa Tubuh Bereaksi dengan Cara Ini?
Meskipun mekanisme pasti belum sepenuhnya dipahami, diyakini bahwa respons kimia yang dihasilkan oleh stres menyebabkan peradangan kulit.
Sel mast, yang berperan dalam respons alergi dan inflamasi, memainkan peran kunci dalam reaksi ini. Histamin yang dilepaskan oleh sel mast menyebabkan gejala gatal dan bengkak yang sering dikaitkan dengan ruam stres.
Cara Mengobati Ruam Stres
Walaupun ruam stres bisa hilang dengan sendirinya, terdapat beberapa cara untuk mengatasi gejala. Antihistamin seperti Benadryl atau Zyrtec dapat membantu, begitu juga dengan penggunaan krim kortison untuk mengurangi peradangan.
Menghindari faktor iritasi, seperti panas berlebih atau pakaian ketat, juga disarankan. Jika ruam tidak membaik dengan pengobatan di rumah, berkonsultasi dengan dokter kulit menjadi langkah selanjutnya untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Kesimpulan
Stres memiliki dampak yang luas tidak hanya pada kesehatan mental tetapi juga fisik, termasuk kondisi kulit. Memahami hubungan antara stres dan reaksi kulit, serta mengetahui cara mengatasi gejala, adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Dengan mengelola stres dan merespon gejala kulit dengan tepat, kita dapat mengurangi dampak negatif stres terhadap kehidupan kita.