7 Gangguan Mental Paling Langka yang Mungkin Belum Pernah Anda Dengar

Gangguan Mental Paling Langka

Dalam perjalanan memahami kesehatan mental, kita sering kali menemukan berbagai gangguan yang sudah dikenal luas oleh masyarakat, seperti depresi, gangguan kecemasan, skizofrenia, gangguan makan, dan perilaku adiktif.

Namun, ada pula gangguan mental yang sangat langka, yang mungkin belum banyak diketahui oleh sebagian besar orang. Gangguan mental merupakan kondisi yang mempengaruhi cara seseorang berpikir, bertindak, dan merasakan suasana hati.

Gangguan ini menjadi penyakit mental ketika gejalanya cukup serius sehingga mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.

Artikel ini akan mengulas tujuh gangguan mental yang termasuk dalam kategori paling langka di dunia, yang jarang dikenali bahkan oleh para profesional kesehatan mental.

1. Gangguan Integritas Identitas Tubuh (Body Identity Integrity Disorder – BIID)

BIID adalah kondisi langka di mana individu memiliki keinginan kuat untuk menjadi lumpuh atau mengamputasi anggota tubuh tertentu yang mereka rasakan tidak menjadi bagian dari identitas diri mereka.

Kondisi ini awalnya dianggap sebagai fetish seksual atau bentuk psikosis oleh banyak ilmuwan. Namun, penelitian yang lebih modern mengklasifikasikannya sebagai masalah identitas yang serius.

Penyebab BIID dipercaya berkaitan dengan kerusakan kongenital pada lobus parietal otak, yang bertanggung jawab atas sensasi, persepsi, dan integrasi input sensorik.

2. Gangguan Konversi

Gangguan konversi merupakan kondisi di mana pasien mengalami gejala neurologis, seperti kebutaan atau kehilangan kontrol motorik, tanpa adanya penyebab fisik yang jelas. Kondisi ini sering kali muncul setelah individu mengalami stres tinggi.

Meskipun penyebab pasti dari gangguan konversi belum diketahui, pencitraan otak menunjukkan adanya aliran darah abnormal ke berbagai area otak pada pasien.

Beberapa kasus dapat mereda dengan sendirinya, namun perawatan kesehatan mental dianjurkan untuk mereka yang mengalami gejala berulang.

3. Sindrom Stendhal

Sindrom Stendhal adalah gangguan langka yang ditandai dengan reaksi fisik dan emosional yang intens, bahkan sampai mengancam jiwa, saat seseorang berhadapan dengan karya seni.

Gejala meliputi pusing, jantung berdebar, halusinasi, disorientasi, dan kelelahan. Kejadian pertama sindrom ini dicatat pada tahun 1817 dan yang terakhir pada tahun 2018.

Meskipun penyebabnya belum diketahui pasti, sindrom Stendhal dianggap berkaitan dengan beban psikologis yang dialami seseorang saat berada di lingkungan dengan sejarah dan karya seni yang kaya.

4. Sindrom Alice in Wonderland

Gangguan Mental
Foto: Elements Envato/Dvatri

Sindrom Alice in Wonderland membuat pengidapnya mengalami distorsi persepsi, di mana mereka merasa diri sendiri atau objek di sekitar menjadi lebih besar atau lebih kecil dari kenyataannya.

Selain itu, mereka mungkin melihat jarak secara tidak akurat atau melihat garis lurus menjadi bergelombang. Sindrom ini biasanya disebabkan oleh peradangan otak pada anak-anak dan sering dipicu oleh migrain pada orang dewasa.

Pengobatan untuk kondisi ini bisa bervariasi, dengan sekitar 50% pasien dapat disembuhkan dengan pengobatan.

5. Sindrom Mietens-Weber

Sindrom Mietens-Weber adalah kondisi mental langka yang disebabkan oleh faktor genetik. Kondisi ini menyebabkan keterlambatan mental dari ringan hingga sedang dan cacat siku.

Hingga saat ini, hanya sembilan kasus yang dilaporkan, dengan kasus pertama terjadi pada empat dari enam anak dalam satu keluarga. Awalnya, kondisi ini dianggap terkait dengan inses, namun kasus selanjutnya menunjukkan bahwa itu bukan penyebab utama.

6. Sindrom Gardner Diamond

Sindrom Gardner Diamond adalah kondisi di mana individu mengalami memar spontan sebagai reaksi terhadap stres berat. Tubuh mereka melepaskan bahan kimia pengencer darah, yang kemudian memicu munculnya memar. Selain memar, pasien juga dapat mengalami inflamasi, sakit kepala, dan masalah pencernaan. Diagnosa dan pengobatan sindrom ini melibatkan evaluasi psikiatri untuk memahami bagaimana pasien bereaksi terhadap rangsangan stres.

7. Sindrom Yerusalem

Sindrom Yerusalem ditandai dengan reaksi yang tidak biasa terhadap kunjungan ke Yerusalem. Kondisi ini bisa menjadi hasil dari idealisasi ekstrem Yerusalem sebagai Tanah Suci yang bertemu dengan realitas bahwa itu juga merupakan kota biasa, menimbulkan berbagai tingkat psikosis.

Gejala sindrom Yerusalem meliputi kecemasan, keinginan untuk berkeliling kota sendiri, dan kebutuhan kompulsif untuk membaca teks agama atau menyampaikan khotbah. Umumnya, kondisi ini tidak memerlukan rawat inap.

Kesimpulan

Kesimpulannya, gangguan mental yang langka ini memberikan wawasan tentang kompleksitas kesehatan mental dan bagaimana kondisi tertentu dapat sangat memengaruhi kehidupan seseorang.

Meskipun jarang, pengakuan dan pemahaman terhadap gangguan-gangguan ini penting untuk membantu mereka yang terpengaruh mendapatkan diagnosa yang tepat dan perawatan yang diperlukan.

Dengan penelitian dan pendidikan yang berkelanjutan, masyarakat dapat menjadi lebih sadar dan responsif terhadap kebutuhan mereka yang mengalami gangguan mental langka.

Bagikan:

Tags

Related Articles