Mengelola kesehatan telinga terdengar seperti sebuah tugas yang harus dilakukan dengan hati-hati dan keahlian khusus.
Namun, seorang dokter di Inggris baru-baru ini mengungkapkan sebuah pandangan yang mungkin mengejutkan banyak orang tentang bagaimana sebenarnya cara terbaik untuk menjaga kebersihan telinga kita.
Melalui sebuah video singkat di TikTok yang berhasil menarik perhatian lebih dari 18.400 penonton, Dr. Sooj, seorang dokter umum yang memiliki pengikut setia hingga 58.700 di platform tersebut, membagikan insight yang sangat berharga tentang perawatan telinga.
Dr. Sooj mengungkapkan, “Bagaimana cara menjaga kebersihan telinga? Anda tidak (perlu) membersihkannya.”
Pernyataan ini mungkin terdengar kontradiktif bagi banyak orang yang selama ini menganggap bahwa membersihkan telinga dengan berbagai alat adalah sebuah keharusan.
Namun, Dr. Sooj menjelaskan lebih lanjut bahwa telinga kita memiliki mekanisme alami untuk membersihkan dirinya sendiri.
Dalam video berdurasi 12 detik tersebut, Dr. Sooj menyarankan bahwa jika seseorang ingin membersihkan bagian luar telinganya, cukup dengan menggunakan kain flanel untuk menyeka.
Namun, beliau juga menegaskan bahwa jika terjadi masalah atau ketidaknyamanan pada telinga, langkah terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter atau perawat profesional yang dapat memberikan arahan atau tindakan yang tepat.
Menariknya, sebuah studi yang dilakukan oleh Nationwide Children’s Hospital di Ohio pada tahun 2017 menemukan fakta yang cukup mengejutkan.
Studi tersebut mengungkapkan bahwa hampir 264.000 anak mengalami kunjungan ke ruang gawat darurat AS akibat cedera telinga yang disebabkan oleh penggunaan kapas antara tahun 1990 dan 2010.
Ini berarti terjadi sekitar 12.500 kasus per tahun, atau sekitar 34 kasus per hari, yang terkait dengan cara membersihkan telinga yang salah.
Dokter Kris Jatana, salah satu penulis senior studi tersebut, menegaskan bahwa dua kesalahpahaman terbesar yang sering didengar oleh para ahli THT adalah kebutuhan untuk membersihkan saluran telinga di rumah dan penggunaan aplikator ujung kapas untuk tujuan tersebut.
Kedua praktek ini, menurut Dr. Jatana, adalah tidak benar dan malah bisa berbahaya. “Menggunakan aplikator ujung kapas untuk membersihkan saluran telinga tidak hanya mendorong kotoran lebih dekat ke gendang telinga, namun juga berisiko menyebabkan cedera ringan hingga parah pada telinga,” ujar Dr. Jatana.
Hal ini menunjukkan bahwa saluran telinga kita sebenarnya didesain untuk membersihkan dirinya sendiri tanpa intervensi alat-alat yang bisa justru membahayakan.
Dr. Sooj, dalam wawancaranya dengan Jam Press, juga mengungkapkan bahwa sangat umum bagi praktisi kesehatan untuk menemui pasien yang mengalami penumpukan kotoran telinga yang sampai pada gendang telinga mereka.
Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah seperti kesulitan mendengar, tinitus, dan bahkan pusing.
Untuk mengatasi penumpukan kotoran telinga yang berlebihan, penyedia layanan kesehatan biasanya menggunakan metode seperti penggunaan sendok bergagang panjang, tang, irigasi, atau alat pengisap.
Selain itu, Dr. Sooj menyarankan untuk menghindari penggunaan ear candle, sebuah metode yang melibatkan penempatan lilin berongga yang menyala di dalam telinga dengan tujuan menghilangkan kotoran. Metode ini telah didiskreditkan secara luas karena dianggap tidak efektif dan berisiko.
Dr. Sooj menekankan, “Anda tidak boleh memasukkan benda apa pun yang lebih kecil dari siku ke dalam telinga,” menggarisbawahi pentingnya menghindari penggunaan benda asing untuk membersihkan telinga yang bisa justru menimbulkan masalah baru.
Pandangan dan nasihat dari Dr. Sooj ini membuka mata kita tentang pentingnya memahami dan menghargai mekanisme alami tubuh kita, termasuk dalam hal perawatan telinga.
Dengan mengikuti saran dari para ahli, kita dapat menghindari risiko cedera dan menjaga kesehatan telinga kita dengan cara yang aman dan efektif.