Inilah 9 Penyebab Keringat Berlebih yang Harus Anda Ketahui

Penyebab Keringat Berlebih
Foto: Elements Envato/Astakhovyaroslav

Keringat adalah respons alami tubuh yang berfungsi untuk mengatur suhu dan membantu menjaga keseimbangan termal. Dalam kondisi normal, keringat muncul sebagai reaksi terhadap suhu panas, aktivitas fisik, atau situasi stres.

Namun, bagi sebagian orang, produksi keringat dapat terjadi secara berlebihan dan tidak terkait langsung dengan faktor-faktor tersebut, kondisi yang dikenal sebagai hiperhidrosis.

Hiperhidrosis dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk ketiak, telapak tangan, dan telapak kaki, seringkali membawa dampak tidak hanya pada kenyamanan fisik tetapi juga pada aspek psikologis, seperti pengurangan kepercayaan diri dan kenyamanan sosial.

Penyebab Keringat Berlebih

Menurut Medical News Today, terdapat beragam faktor yang dapat menyebabkan keringat berlebih, termasuk kondisi medis dan faktor lingkungan. Beberapa penyebab utama meliputi:

  • Stres, Kecemasan, dan Gugup: Reaksi emosional intens seringkali memicu produksi keringat sebagai bagian dari respons ‘fight or flight’ tubuh.
  • Faktor Genetik: Kecenderungan untuk mengalami hiperhidrosis bisa diwariskan dalam keluarga.
  • Perubahan Hormonal: Kehamilan dan menopause adalah dua kondisi yang dapat memicu keringat berlebih akibat fluktuasi hormonal.
  • Kondisi Medis: Diabetes, penyakit jantung, Parkinson, hipertiroid, dan kondisi lain bisa mempengaruhi mekanisme pengaturan suhu tubuh dan menyebabkan hiperhidrosis.
  • Cedera Saraf: Kerusakan pada saraf tulang belakang dapat mengganggu sinyal saraf yang mengatur produksi keringat.
  • Infeksi: Penyakit seperti HIV, malaria, TBC, dan COVID-19 dapat menyebabkan demam dan keringat berlebih sebagai bagian dari respons imun tubuh.
  • Obat-obatan: Beberapa obat memiliki efek samping yang meningkatkan produksi keringat.

Mengatasi Keringat Berlebih

Mengatasi Keringat Berlebih
Foto: Unsplash/Nathan Dumlao

Berbagai strategi dapat diterapkan untuk mengelola hiperhidrosis, mulai dari solusi sederhana hingga intervensi medis, termasuk:

  • Deodoran Antiperspiran: Mengandung garam aluminium, berfungsi untuk menghalangi kelenjar keringat dan mengurangi produksi keringat.
  • Pemilihan Pakaian: Mengenakan pakaian yang nyaman dan dapat menyerap keringat, seperti bahan katun, dapat membantu mengurangi dampak keringat berlebih.
  • Perawatan Kaki: Menggunakan kaus kaki yang menyerap keringat dan menjaga kebersihan kaki dapat mengurangi keringat pada telapak kaki.
  • Kebersihan Tubuh: Mandi harian membantu menjaga kesegaran tubuh dan mengurangi bakteri penyebab bau badan.
  • Diet: Menghindari makanan pedas dan minuman berkafein dapat mengurangi stimulasi terhadap kelenjar keringat.
  • Terapi Medis: Jika solusi di atas tidak efektif, pengobatan seperti suntik botoks, obat antikolinergik, atau bahkan operasi dapat dipertimbangkan.

Kapan Harus Waspada?

Meskipun hiperhidrosis seringkali tidak berbahaya, penting untuk waspada terhadap gejala yang mungkin menandakan kondisi medis serius.

Mayo Clinic menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter jika keringat berlebih disertai dengan gejala seperti pusing, nyeri dada, atau mual, atau jika kondisi tersebut mengganggu aktivitas sehari-hari dan tidak jelas penyebabnya.

Dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan darah, urin, atau tes keringat termoregulasi untuk menentukan penyebab dan tingkat keparahan hiperhidrosis.

Kesimpulan

Keringat berlebih, atau hiperhidrosis, adalah kondisi yang dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan.

Dengan memahami penyebab dan opsi pengobatan yang tersedia, individu yang mengalami hiperhidrosis dapat mengambil langkah-langkah untuk mengelola kondisi ini secara efektif.

Baik melalui perubahan gaya hidup, penggunaan produk antiperspiran, atau melalui terapi medis, ada banyak cara untuk mengurangi dampak hiperhidrosis dan meningkatkan kenyamanan serta kepercayaan diri.

Bagikan:

Tags

Related Articles