Pada suatu saat dalam kehidupan, kita mungkin pernah merasakan keinginan yang kuat untuk menikmati makanan tertentu.
Fenomena ini dikenal dengan istilah “mengidam” atau “ngidam”. Tidak hanya dialami oleh perempuan hamil, orang yang tidak sedang hamil pun dapat mengalami pengalaman ini.
Makanan pedas seringkali menjadi objek keinginan yang mendominasi, entah itu dalam bentuk kari, sambal, sup, ramen, atau hidangan pedas lainnya.
Bagi Anda yang sering merasakan keinginan atau obsesi terhadap makanan pedas, Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa hal itu bisa terjadi?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita telusuri satu per satu alasan ilmiah di balik fenomena mengidam makanan pedas.
1. Kehamilan
Mengidam makanan tertentu adalah fenomena umum yang dialami oleh banyak perempuan hamil. Sebuah penelitian yang melibatkan 635 wanita hamil menunjukkan bahwa makanan manis adalah keinginan paling umum, diikuti oleh makanan pedas seperti kari, cabai, dan rempah-rempah (Journal of Human Nutrition and Dietetics, 2016).
Meskipun belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab mengapa wanita hamil mengalami keinginan ini, para peneliti percaya bahwa faktor-faktor seperti perubahan hormon, kekurangan nutrisi, dan senyawa tertentu dalam makanan yang diinginkan mungkin berperan dalam fenomena ini.
2. Kondisi Emosional
Saat seseorang mengalami depresi atau emosi negatif lainnya, makan makanan pedas mungkin memberikan efek positif. Hal ini disebabkan oleh senyawa kapsaisin yang terdapat dalam makanan pedas, yang dapat memberikan sensasi kenikmatan.
Kapsaisin memicu sensasi terbakar yang mungkin terasa menyakitkan pada awalnya, namun kemudian tubuh meresponsnya dengan melepaskan endorfin, senyawa yang dapat memicu perasaan senang (Biochemistry, Endorphin).
3. Efek Pendinginan Tubuh
Makanan pedas seringkali diinginkan saat seseorang merasa kepanasan. Ini karena kapsaisin, senyawa yang memberikan rasa pedas pada cabai dan makanan pedas lainnya, dapat membantu dalam proses termoregulasi tubuh (Multidisciplinary Biomedical Journal, 2015).
Kapsaisin memicu sensasi hangat yang dapat merangsang keringat, yang pada gilirannya membantu mendinginkan tubuh.
4. Hidung Tersumbat
Studi ilmiah menunjukkan bahwa kapsaisin dapat membantu mengatasi hidung tersumbat. Meskipun senyawa ini awalnya bertindak sebagai iritan ringan, namun seiring waktu dapat membantu meredakan gejala hidung tersumbat (Current Allergy and Asthma Reports, 2016).
Oleh karena itu, saat seseorang mengalami flu atau hidung tersumbat, keinginan untuk mengonsumsi makanan pedas mungkin muncul sebagai respons alami.
Efek dari mengonsumsi makanan pedas ini adalah munculnya lendir dari hidung, sehingga memungkinkan pernapasan menjadi lebih lega.
5. Ketidakseimbangan Hormon
Ketidakseimbangan hormon tertentu dalam tubuh juga dapat memicu keinginan untuk mengonsumsi makanan tertentu, termasuk makanan pedas. Hormon-hormon seperti serotonin dan leptin diyakini memiliki peran dalam mengatur nafsu makan (Medical News Today).
Perubahan hormon ini terutama sering terjadi selama siklus menstruasi, sehingga menjelaskan mengapa seseorang mungkin merasa sangat ingin mengonsumsi makanan pedas saat mendekati atau saat sedang menstruasi.
6. Pengaruh Lingkungan Sosial
Kebiasaan dan pola makan seseorang seringkali dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya (Current Opinion in Behavioral Sciences, 2016). Oleh karena itu, pola makan seseorang dapat berubah tergantung pada siapa yang mereka temui atau bersosialisasi dengannya.
Semakin sering seseorang menghabiskan waktu bersama orang-orang tertentu, semakin besar kemungkinan pola makan mereka akan terpengaruh, terutama jika mereka menikmati makanan yang sama.
Sebagai contoh, seseorang mungkin merasakan keinginan untuk mengonsumsi makanan pedas setelah kembali dari liburan bersama teman atau setelah menghabiskan waktu yang cukup lama bersama orang-orang tertentu.
7. Paparan Berulang Kapsaisin
Mengonsumsi cabai secara rutin dapat meningkatkan keinginan seseorang untuk mengonsumsi makanan pedas. Ini disebabkan oleh paparan yang berulang terhadap kapsaisin, senyawa yang memberikan rasa pedas pada cabai (Food Quality and Preference, 2013).
Seiring dengan waktu, seseorang yang terbiasa mengonsumsi makanan pedas mungkin akan merasa tidak puas jika makanan yang mereka konsumsi tidak memiliki tingkat kepedasan yang sama.
Selain itu, ketika seseorang mencoba mengurangi konsumsi makanan pedas dari pola makan mereka, mereka mungkin akan mengalami peningkatan keinginan untuk mengonsumsi makanan pedas tersebut.
Terdapat berbagai alasan mengapa seseorang mengidam makanan pedas. Namun, terlepas dari alasan di balik fenomena ini, penting untuk memperhatikan batas konsumsi makanan pedas demi menghindari kemungkinan efek samping negatif seperti gangguan pencernaan.
Meskipun makanan pedas dapat memberikan sensasi kenikmatan atau kenyamanan dalam beberapa kondisi tertentu, mengonsumsinya secara berlebihan tidaklah disarankan.
Sebagai gantinya, disarankan untuk mengonsumsinya dengan bijak dan seimbang sebagai bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang secara keseluruhan.